Pengalaman Hamil di Rantau

Pengalaman Hamil di rantau saya alami untuk ketiga anak saya. Anak pertama saat saya dan suami tinggal di Banjarmasin. Anak kedua saat tinggal di Denpasar. Dan anak ketiga saat di Palangkaraya. Gimana rasanya? Banyak cerita menarik pastinya.

Ketika dinyatakan hamil pertama kali, saat itu saya tengah mempersiapkan diri untuk pindahan dari Semarang ke Banjarmasin. Ingat banget, waktu itu saya ditinggal sendirian karena suami dan barang-barang sudah berangkat duluan. 

Saya yang tengah hamil muda pindahan pergi sendiri dari Semarang ke Banjarmasin. Mulai dari menginap di hotel, berangkat ke bandara, nongkrong saat transit di Surabaya juga sendirian, lalu tiba di Banjarmasin dengan berbunga-bunga. Eh nggak sendirian dong, kan berdua dengan jabang bayi. Ah, sungguh kenangan yang indah.

Saat itu, ciri-ciri hamil seperti mual muntah, ngidam, mudah letih, mood naik turun, nafsu makan bertambah sudah tidak saya rasakan lagi karena bahagia. Nggak sabar menempuh hidup baru di rantau berdua dengan suami tercinta bersama sang calon buah hati... ihiyy. Romantis kan?

Saaat hamil pertama usia 6 bulan

Hamil di rantau merupakan tantangan buat pasangan muda yang baru menikah seperti saya dan suami. Bayangin, tinggal jauh dari keluarga di seberang lautan. Nggak punya saudara dan kenalan di tanah rantau. Kalau ada apa-apa gimana? Mau minta tolong sama siapa?

Alhamdulillah, semua dimudahkan karena saya dan suami selalu dikelilingi dengan kenalan baru yang saling peduli satu sama lain. Apalagi kalau ketemu kenalan satu kampung halaman, duh berasa nemu saudara di antah berantah. Kami biasanya cepat akrab dan saling kontak jika ada saling butuh bantuan.

Cerita kehamilan anak pertama, Aa Dilshad di Kalimantan memang jadi yang paling berkesan karena baru pertama kali. Saya yang baru jadi istri belum pandai bergaul dengan tetangga. Tetangga terdekat tidak punya anak. Tetangga ujung gang berbaik hati mengirimi saya bubur kacang ijo dan nasehat untuk ibu hamil. Jelang lahiran, kedua ibu (ibu kandung dan ibu mertua) bergantian menjaga saya. 

Cerita kehamilan anak kedua, yaitu Kk Rasyad, lebih berwarna karena ada sang kakak yang masih batita. Saya mempersiapkan Aa Dilshad untuk punya adik. Kondisi fisik saya amat sehat. Bahkan saat hamil masih kuat berjalan kaki bolak-balik ke playgrup dan mengurus rumah sendiri tanpa asisten. Tinggal di tempat wisata, membuat kehamilan saya dipenuhi dengan piknik. Bisa jalan-jalan di Bali sepuasnya!

Hamil anak kedua di Bali

Cerita kehamilan ketiga, yaitu Dd Irsyad jadi lebih meriah karena saya sudah punya dua anak. Saat itu kami berada di Palangkaraya. Karena faktor usia, saya jadi mudah lelah. Beruntung saya mendapat dukungan dari tetangga yang baik dan kenalan baru yang perhatian pada keluarga kami.

Jaman saya merantau dulu, belum marak penggunaan internet. Mau tanya apa-apa, saya nunggu jam murah untuk telepon interlokal. Konsultasi kesehatan jabang bayi kepada Mamah mertua (sekarang sudah almarhum), tanya ini itu kalau mencemaskan sesuatu. Atau menunggu jadwal kontrol ke dokter kandungan, nyimpen banyak pertanyaan untuk dicarikan jawabannya.

Selain itu, saya juga membeli buku dan berlangganan tabloid parenting yang banyak membahas tentang kehamilan. Cari info sebanyak-banyaknya tentang kehamilan yang sedang saya jalani.

Kalau jaman sekarang sih enak, nggak seribet jaman saya hamil dulu. Internet mudah diakses dan semua orang pasti punya smartphone yang bisa mengunduh berbagai aplikasi bermanfaat. Duh, bikin iri aja nih. Andai dulu jamannya sudah canggih, saya pasti sudah punya aplikasi Halodoc untuk kehamilan tiga anak saya.

Meski sekarang sudah tidak hamil lagi, sekarang saya punya aplikasi Halodoc. Dengan Halodoc, solusi kesehatan terlengkap ada di genggaman tangan. Bisa konsultasi via chat dengan dokter, mendaftar untuk pemeriksaan di rumah sakit, beli obat, cek lab, sampai update informasi seputar kesehatan, semuanya komplit ada di Halodoc.

Akun Halodoc di smartphone

Apalagi di saat pandemi seperti ini. Buat kita semua apalagi ibu hamil, rasanya segan mau keluar rumah untuk berobat ke rumah sakit jika ada keluhan ringan. Dengan Halodoc, kita bisa konsultasi langsung dengan dokter, lalu mendapat resep obat, dan tinggal santai di rumah menunggu obat diantarkan. Mudah bukan?