Wednesday, December 25, 2019

Urusan Jadi Lancar dengan Taxi Online

gocar

Tidak terasa anak sulung saya sudah berusia 17 tahun. Menginjak usia dewasa ini, Aa Dilshad wajib punya kartu tanda penduduk (KTP). Kebetulan Aa baru saja selesai ulangan akhir semester di kelas XII. Jadi, Aa bisa ijin tidak masuk sekolah tanpa khawatir tertinggal pelajaran.

Semua berkas untuk mengurus KTP elektonik (E-KTP) sudah saya cicil sebelumnya. Tanpa perlu melibatkan sang anak, saya sudah mendapat surat keterangan untuk membuat KTP dari RT, RW, dan Kelurahan. Proses akhir adalah merekam data untuk pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Cibinong. Tentu saja untuk urusan yang satu ini harus melibatkan sang anak alias pembuat KTP langsung.

Letak Kantor Kecamatan Cibinong lumayan jauh dari rumah saya. Kalau mau naik angkot, hmm agak repot juga karena jalannya memutar dan harus berganti angkot lagi di terminal. Maunya sih bisa sampai di lokasi nggak pakai ribet. Pilihan jatuh pada taxi online untuk sampai ke lokasi.

Wednesday, December 18, 2019

Review Drama Korea Pegasus Market

"Dengan kebijakan gilaku dan keberuntunganmu, kita bisa melakukan apa saja."  Jung Bok Dong, CEO Cheonrima Mart
Kutipan kalimat terakhir dari drama Korea Pegasus Market atau Cheap Cheonrima Mart (ada juga yang menyebut Cheap Cheonlima Mart) sungguh mengena. Sebagai penutup, kalimat itu menjadi ending yang manis untuk membayangkan masa depan Cheonrima Mart yang pasti bakal menjadi lebih maju lagi.

Saya menikmati sekali nonton drama ini. Bergenre komedi, cocok banget buat hiburan bikin ketawa saat lagi setres. Diadaptasi dari webtoon, banyak adegan komikal yang absurd dan nggak masuk akal kalau ada beneran di dunia nyata. Yah namanya juga cerita drama, sang pengarang yang bernama Kim Kyu Sam cukup apik menata jalan cerita yang menarik. Saya belum liat versi webtoonnya sih, pastinya lebih kocak.

Wednesday, December 11, 2019

ASI Tidak Keluar? Gunakan Tips Ini untuk Tingkatkan Produksi ASI



"Duh, gimana nih... ASI kok nggak mau keluar,"

Banjarmasin, Desember 2002. Dalam sebuah kamar rumah sakit yang berdiri di atas rawa, saya termenung. Beberapa jam setelah melahirkan anak pertama, galau melanda pikiran saya. Menurut dokter, ASi yang tidak mau keluar itu wajar karena pasca operasi sesar tubuh masih dalam pemuihan dari obat bius. 

Saya berjuang untuk bisa menyusui. Apalagi ASI pertama yang keluar mengandung kolostrum yang sangat baik untuk tumbuh kembang bayi. Namun, bayi mungil itu terus tertidur dan enggan menyusu. Namanya bayi baru lahir, pasti banyak tidur pada siang hari dan baru melek saat malam. 

Antara tega nggak tega, saya bangunkan si kecil yang kini dipanggil Aa Dilshad. Ketika disusui, ASI tetap tidak mau keluar. "Terus dicoba, Bu! Nanti juga bisa!" suster menyemangati saya.

Wednesday, December 4, 2019

Membantu Orang Tua Mengatasi Speech Delay pada Anak Bersama Dini.id



"Ksrmbt kwadbra mabbabab..."

Aroma canang semerbak mewangi ketika angin berhembus ke pekarangan rumah pada suatu sore. Sesosok tubuh mungil mengucapkan kalimat yang tidak jelas sambil berlalu di depan saya dan suami. "Dia ngomong apa?" suami saya tidak mengerti. "Oh mau pup dulu. Yuk sini, sayang!" segera saya masuk ke dalam rumah sambil menggendong anak kecil yang tengah cengengesan.

Waktu itu, sekitar tahun 2004, saya dan suami baru punya satu anak. Keluarga kecil kami tinggal di Denpasar Bali. Anak sulung saya yang bernama Aa Dilshad mengalami terlambat bicara saat usianya menginjak 2 tahun. Ucapannya tidak jelas dan seperti bergumam. Hanya saya yang mengerti apa yang dikatakannya dan keinginan apa yang ingin dituruti. Tapi, kadang saya juga tidak mengerti Aa sedang bicara apa.

Back to Top