Thursday, June 10, 2021

Postingan Pandemi Part 8: Setelah 1 Tahun Berlalu

 

Halo, semua! 

Terasa atau tidak, di awal bulan Juni ini wabah pandemi Covid 19 sudah 1 tahun lebih berlalu. Menengok ke luar rumah, aktivitas warga sudah berlangsung seperti saat sebelum pandemi. Perekonomian rakyat pun perlahan bangkit.

Bagi saya, setahun pandemi itu terasa... lama! Ini yang terjadi pada saya jika saya dalam keadaan tertekan: waktu terasa begitu lambat. Jika saya dalam keadaan bahagia, wow waktu rasanya cepat sekali berlalu! Ada yang senasib dengan saya?

Postingan ini adalah murni buat curhat. Jadi saya nggak akan bahas hal lain seputar pandemi yang bersangkutan dengan info kesehatan bahkan singgungan politik. Jadi buat yang cari info tentang hal tersebut di sini, boleh pindah ke tulisan lain.

Kegiatan yang Sama Setelah 1 Tahun Pandemi:

1. Setia di rumah saja mendampingi suami dan anak-anak

Pada awal pandemi, seluruh warga wajib berada di rumah saja. Sekolah libur dan belajar online. Para tulang punggung keluarga bekerja dari rumah. Makin lama, jadwal work from home pun berkurang dan mulai ngantor lagi seperti biasa.

Untuk para emak, kondisi ini ibarat hari libur setiap hari. Waktu libur kan pada nggak sekolah dan kerja. Pertamanya sih senang karena ngumpul bareng terus. Lama-lama saya... capek! Capek masak!

Namun saya tidak bisa tidak boleh mengeluh. Letih dan jenuh itu manusiawi. Saya manusia juga kan. Wajar kalau saya merasa jenuh dan lelah karena masak terus. Mau beli matengan, parno takut bawa virus. Pasrah aja masak melulu. 

Satu hal yang membuat saya bertahan dan kembali waras dengan kondisi masak melulu adalah... HEMAT. Yup, berhemat adalah satu-satunya alasan saya untuk bertahan. Coba bayangin kalau menu makan tiga kali sehari itu beli mateng melulu untuk berlima... bisa bangkrut bukan?

2. Tetap No Piknik Apalagi Mudik

Perayaan Idul Fitri tahun ini jadi kesempatan emas buat warga yang kangen karena nggak bisa mudik tahun lalu. Meski pemerintah sudah memberlakukan larangan, tetap saja warga nekat mudik. 

Bagi warga yang patuh anjuran pemerintah, mereka mudik setelah Lebaran lewat di luar tanggal larangan mudik. Terserah aja saya mah nggak mendukung atau melarang. Semoga saja wabah tidak makin parah akibat adanya mudik ini. Faktor beberapa warga yang sudah divaksin juga semoga jadi benteng pertahanan ya.

Biasanya saya sekeluarga pergi piknik setelah Lebaran. Karena pandemi kami tidak melakukannya. Alasan lain juga sedang ada keperluan lebih penting, yaitu persiapan biaya masuk kuliah Aa Dilshad. 

3. Peluang Usaha Baru Jualan Ayam Kampung

Tahun lalu, uang tabungan untuk kuliah Aa dipakai untuk membuat peternakan ayam di Ciapus. Ini adalah usaha dadakan akibat pandemi. Berhubung Aa nggak jadi kuliah tahun lalu, uangnya dipakai untuk membangun rumah dan kandang ayam.

Bulan puasa dan Lebaran kemarin adalah puncak dari penjualan ayam kampung dengan label Daima Chikin. Alhamdulillah, selama sebulan saya dan suami sibuk banget dengan pesanan ayam kampung. 

Mendekati hari raya, makin sibuklah kami. Untung ada bala bantuan Mak Onih dan Teteh Eti di bagian packaging. Kalau cuma berdua doang mah mana sanggup...

Dari sini ada niat untuk mengembangkan jualan ayam kampung segar jadi ayam kampung frozen siap santap. Masih ngumpulin modal dan belum melakukan banyak uji coba. Mudah-mudahan bisa terealisasi, aamiin.

4. Lupa Jadi Konten Kreator

Sibuk masak, sibuk jualan, sesekali sibuk menjahit... membuat saya lupa akan jabatan saya sebagai konten kreator. Bukan lupa, nggak sempat lebih tepatnya.

Nggak sempat update blog secara rutin. Nggak sempat upload foto di Instagram juga. Udah deh yu dadah yu babay job review.

Etapi rejeki nggak ke mana. Masih ada aja segelintir orang yang percaya pada saya dan ngasih job di Instagram dan blog masak www.dapurngebut.com. Alhamdulillah, terima kasih banyak masih ingat pada saya.

Terakhir: Menanti Divaksin

Yap begitulah saya masih sama apa adanya seperti awal pendemi. Bedanya, sekarang merasa lebih tabah, lebih sehat, dan lebih terampil. Harus dong, ada perubahan selama 1 tahun di rumah aja. Kecuali kamu nggak ngapa-ngapain. 

Tinggal satu lagi yang ditunggu: vaksin.

Sebagai emak jelata, saya sadar kalau jatah saya untuk divaksin itu masih lama. Nggak apa-apa, saya setia menanti kok.

Buat yang sudah divaksin jangan santai dan abai terhadap protokol kesehatan ya. 

Semoga sehat selalu untuk kita semua ^_^

No comments :

Post a Comment

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top