Tidak pernah terbayangkan momen bulan puasa Ramadan tanpa anak-anak di rumah akan terjadi secepat ini. Umumnya kan anak-anak tidak ada di rumah lagi kalau sudah kuliah di kota lain, kerja atau bahkan menikah. Suasana rumah jadi sepi. Yah vibesnya di rumah kayak suami istri yang sudah pensiun gitu. Padahal suami saya belum pensiun lho (insha Allah beberapa tahun lagi).
Saya punya 3 anak laki-laki. Semuanya sedang berjuang menuntut ilmu di kota lain. Si sulung Aa Dilshad kuliah (semester 4) di kota Cirebon, si tengah Kk Rasyad (kelas 11) dan si bungsu Dd Irsyad (kelas 7) ada di pesantren di Subang.
Tahun lalu masih menyisakan si bungsu seorang yang ada di rumah. Setelah lulus SD, Dd Irsyad ikut kakaknya masuk pesantren di Subang. Masih satu pesantren yang sama namun beda cabang. Kk Rasyad di Jalancagak Subang, sedangkan Dd Irsyad di Wanareja dekat pusat kota Subang. Jaraknya ada 30 menit dengan mobil. Sedikit repot sih pas nengokinnya wkwkwk.
Bulan Puasa Ramadan Tanpa Anak-anak
Teringat setiap tahun, serunya kebersamaan di bulan puasa. Mulai dari anak-anak masih bayi yang ikut bangun saat sahur, mangenalkan puasa pada anak batita, sampai belajar puasa, lalu keseruan sahur dan buka puasa makan bersama sekeluarga di meja makan.
Bulan puasa Ramadan di tahun ini rasanya seperti ada yang hilang. Selalu ingat anak-anak saat memasak makanan untuk sahur dan menyiapkan buka puasa. Biasanya saya pasti menanyakan pada mereka mau makan apa. Spesial di bulan puasa, semua yang mereka minta pasti saya turuti! Biar semangat puasanya.
Saya merasa bangga karena mereka tumbuh dan berkembang, lalu mengambil langkah-langkah untuk hidup mandiri jauh dari orang tua. Mengingat mereka sedang berpuasa di tempat lain, tinggal kita sebagai orang tua dari jauh yang mendoakan mereka anak-anak kita.
Bagi para ibu yang suka sedih dan merasa hampa karena anak-anak nggak ada di rumah... kuncinya adalah ikhlas untuk ketenangan batin. Ketika rasa rindu melanda, yakinkan hati bahwa mereka pergi untuk berjuang menuntut ilmu dan menjalani proses pembentukan karakter yang berguna di kehidupan mereka nanti. Berikanlah dukungan dan doa untuk anak-anak kita, berserahdiri seutuhnya kepada Allah untuk melindungi mereka.
Kebayang rindunya nggak sih?
Memang betul, saya agak kaget karena pertama kali dan rasanya sedikit sedih. Namun saya juga bahagia karena ikhlas melepas anak-anak berjihad menuntut ilmu di kota lain yang harus jauh dari orang tuanya. Saya yakinkan hati bahwa mereka sedang melangkah di jalan yang benar, menuntut ilmu belajar dan berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan senantiasa dilindungi Allah SWT.
Saya merasa bangga karena mereka tumbuh dan berkembang, lalu mengambil langkah-langkah untuk hidup mandiri jauh dari orang tua. Mengingat mereka sedang berpuasa di tempat lain, tinggal kita sebagai orang tua dari jauh yang mendoakan mereka anak-anak kita.
Saya menguatkan hati dengan mengingat bahwa setiap puasa yang mereka lakukan, setiap ayat Al-Quran yang mereka baca, dan setiap doa yang mereka panjatkan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Saya yakin bahwa Allah akan membimbing langkah-langkah mereka dan menjaga mereka dalam perlindungan-Nya.
Tips Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan Tanpa Anak-Anak di Rumah
Pengalaman baru menjalankan ibadah puasa Ramadan tanpa kehadiran anak-anak menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Rumah mendadak sunyi tanpa keriweuhan kelakuan mereka. Namun kita tidak boleh tenggelam dalam kesedihan dan tetap harus melaksanakan ibadah di bulan ramadan dengan khusyuk.Berikut ini adalah beberapa tips menjalankan ibadah puasa ramadan tanpa anak-anak di rumah supaya kita tidak galau lagi dan bisa beribadah dengan tenang:
- 1. Komunikasi dengan Anak-anak. Rajin hubungi mereka via telepon atau video call secara teratur. Selain untuk obat kangen, juga bisa menyemangati mereka untuk berpuasa meski jauh dari orang tua.
- 2. Jalani rutinitas bulan puasa seperti biasa. Bangun sahur tetap seperti biasa, masaknya juga. Bedanya nggak bangunin anak-anak aja. Siapkan hidangan buka puasa secukupnya (karena cuma berdua suami). Juga lakukan ibadah lainnya seperti tadarus, tarawih seperti biasa.
- 3. Manfaatkan Waktu Luang dengan Produktif. Nggak riweuh lagi ngurus anak-anak, waktu jadi lebih luang dan bisa dimanfaatkan dengan kegiatan yang lebih produktif di bulan puasa. Misalnya memperdalam ibadah, belajar lebih banyak tentang agama, atau melakukan amal kebaikan lainnya seperti sedekah dan berbuat baik kepada sesama.
- 4. Jaga Kesehatan dengan Pola Makan yang Sehat. Waktu masih ada anak-anak, rasanya segala macam makanan tersaji di rumah. Bahkan kalau nggak habis, emaknya jadi tong sampah (hayo ngaku). Kesempatan untuk nggak makan sembarangan lagi bisa dengan mudah diatur lho. Misalnya nggak jajan banyak takjil lagi pas buka dan makan secukupnya saja.
- 5. Cari Kegiatan Baru di bulan Puasa. Misalnya mendengarkan ceramah atau baca buku keagaamaan. Jaman sekarang bahkan bisa ikutan kelas online untuk memperdalam ilmu agama.
- 6. Waktunya introspeksi diri. Saat sepi melanda, jadikan sebagai kesempatan untuk introspeksi. Mungkin saat masih ada anak-anak boro-boro sempet introspeksi karena paciweuh sendiri haha. Dengan introspeksi, kita bisa mengevaluasi kehidupan spiritual dan kualitas ibadah kita, lalu memperbaiki kekurangan yang ada.
- 7. Cari Dukungan. Punya teman yang sama-sama ditinggal anaknya menuntut ilmu juga perlu untuk berbagi cerita lho. Jadi bisa saling menguatkan dan menyemangati ketika kangen melanda.
Kuncinya adalah ikhlas
Tips tadi masih bisa ditambahkan lagi sesuai kondisi masing-masing ya. Ini cuma gambaran singkat dari saya saja. Mudah-mudahan dengan menerapkan tips-tips di atas, kita bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan penuh keberkahan dan ketenangan, meskipun tanpa kehadiran anak-anak di rumah.
Semoga Ramadan kali ini menjadi momen spiritual yang penuh berkah bagi kita semua. Aamiin.
OOh jadi anak2nya udah mondok semua, Teh? Kalo puasa ga ada anak2 emang sepii ya karena mereka yang memeriahkan suasana.
ReplyDelete