Wednesday, March 4, 2020

Forest Cuisine Blogger Gathering: Hutanku Sayang Hutanku Sumber Pangan

rimba terakhir

Hutanku sayang, hutanku sumber pangan...

Pernahkah terbayang apa yang terjadi jika hutan menghilang dari permukaan bumi? Hutan bukan hanya b
arisan pohon semata. Hutan menjadi ekosistem bagi aneka tumbuhan dan tempat bernaung satwa liar. Keberadaan hutan sebagai paru-paru bumi menjaga udara bumi tetap bersih. Berbagai hasil dari hutan menjadi sumber pangan untuk umat manusia. 


Pangan yang berasal dari hutan banyak macamnya. Misalnya aneka buah-buahan seperti durian, tanaman umbi seperti singkong dan talas, beragam daun yang diolah jadi sayuran, sampai hasil olahan madu dari lebah, dan masih banyak lagi. 


Keberadaan hutan sumber pangan wajib kita jaga agar selalu lestari. Hutan sumber makanan lebih bersifat alami dan menyehatkan daripada pangan buatan pabrik. Pangan hutan juga lebih mudah dikembangkan karena mengandalkan kesuburan alam.


Tahu nggak sih, Indonesia dengan luas hutan ketiga terbesar di dunia ini terancam menjadi rimba terakhir? Beberapa lahan hutan di negara kita ini terancam musnah. Ini berarti ancaman untuk sumber pangan kita. 




rimba terakhir
Desa di tengah hutan Kalimantan Barat (foto: walhi.or.id)

Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk menjaga hutan agar tetap lestari? Pertanyaan tersebut terjawab saat saya menghadiri acara Forest Cuisine Blogger Gathering yang diselenggarakan oleh WALHI (Wahana Lingkungan Indonesia) dan Blogger Perempuan Network pada tanggal 29 Februari 2020. 

Forest Cuisine Blogger Gathering

Suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi bagian dari 30 blogger yang diundang ke acara Forest Cuisine Blogger Gathering. Tulisan saya tentang buah kemang lolos sebagai finalis dari 234 peserta yang terdaftar mengikuti Forest Cuisine Blog Competition. Alhamdulillah. 


rimba terakhir
Acara Forest Cuisine Blogger Gathering

Saya berangkat dari Bogor pukul 6.45 WIB naik commuter line bersama Mbak Arin yang juga terpilih menjadi finalis. Lanjut dengan MRT dan taxi online. Sebenernya nggak harus naik MRT juga. Berhubung saya norak belum pernah naik MRT, jadi kami sengaja berangkat sambil jalan-jalan dulu. Nggak telat dong. Kami berdua tiba di lokasi acara yang diselenggarakan di Almond Zucchini Cooking Studio Jakarta pada pukul 10.30 WIB.


rimba terakhir
Bersama Mbak Arin (foto: pribadi)

Acara Forest Cuisine Blogger Gathering dibuka oleh Mbak Fransiska Soraya (Ocha) sebagai MC. Agar suasana meriah, peserta diajak main games dan ada kuis berhadiah. Seru! 


rimba terakhir
Games seru yang bikin semangat (foto: Blogger Perempuan Network)

Kemudian pengenalan singkat tentang WALHI pun dijelaskan. WALHI adalah organisasi publik yang peduli dengan kelestarian hutan di Indonesia. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup berkaitan dengan isu seputar air dan pangan, hutan dan perkebunan, energi dan tambang, pesisir dan laut, serta isu perkotaan. 


rimba terakhir
WALHI sahabat alam 

Pengenalan tentang Blogger Perempuan Network pun dipaparkan oleh Mbak Ocha. Blogger Perempuan Network adalah platform digital untuk wadah para blogger perempuan. Saya yang sudah menjadi member sejak Blogger Perempuan Network berdiri tahun 2015, turut bangga dengan perkembangannya menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia.  

rimba terakhir
Blogger Perempuan Network

Sudah beberapa kali saya ikut acara yang diadakan oleh Blogger Perempuan Network. Semuanya selalu seru dan berkesan. Sayang, saya mulai jarang ikut event karena faktor U (iya, faktor usia). Jadi nggak heran kalau saya kegirangan banget bisa datang ke acara ini. 


Selanjutnya, kami diajak menonton fim pendek berjudul "Kita Masih di Planet Bumi".



rimba terakhir
Film "Kita Masih di Planet Bumi" (klik di sini untuk menonton)

Duh, habis nonton fim ini perasaan saya jadi campur aduk. Antara gemas dan sedih menyaksikan kerusakan lingkungan dan punahnya hutan akibat ulah manusia. Ada sampah plastik berserakan, laut yang tercemar limbah industri, kebakaran hutan, polusi udara, hewan yang terkontaminasi limbah, hingga pemanasan global. 

Makin miris membayangkan bagaimana masa depan anak bangsa jika pelestarian lingkungan dan hutan tidak segera digalakkan? Apalagi lihat pemandangan kebakaran hutan. Sesak rasanya jika hutan tidak bisa diselamatkan lagi. Tanpa adanya hutan, ketersediaan pangan dari hutan tentu terancam habis tak bersisa.


Tenang, tidak ada masalah tanpa solusi bukan? 


Jawabannya ada di acara selanjutnya, yaitu talkshow bersama para perempuan hebat yang siap berbagi kisah inspiratif tentang pentingnya pelestarian hutan sebagai sumber pangan. Ada siapa saja? Penasaran kan? Yuk, kita ikut simak bersama-sama...


rimba terakhir
Empat perempuan inspiratif (foto: pribadi)

Mengapa Hutan Harus Dilindungi?

Hadir sebagai narasumber pertama adalah Ibu Khalisa Kalid sebagai perwakilan Eksekutif Nasional WALHI. Kerap disapa Ibu Alin, beliau menjelaskan bahwa WALHI berjuang untuk penyelamatan hutan dan mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan


rimba terakhir
Ibu Alin (foto: pribadi)

Kenapa hutan harus dilindungi? Hutan yang rusak bukan sekedar hilangnya pepohonan, namun lebih dari itu. Akibat dari kerusakan hutan ternyata sangat luas, yaitu: 
  • 1) Menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
  • 2) Berkurangnya ketersediaan pangan. 
  • 3) Berdampak buruk terhadap kesehatan. Adanya polusi udara akibat kebakaran hutan dan berkurangnya jumlah pohon sebagai penyaring udara bersih. 
  • 4) Hilangnya identitas budaya. Dampak sosial budaya juga terjadi karena hutan adalah sumber pengetahuan bagi perempuan. Tanpa adanya hutan, budaya yang terkait dengan hutan akan ikut lenyap.

rimba terakhir
Dampak kerusakan hutan

Peran Perempuan Dalam Mengelola Hutan

Hutan menjadi sumber pengetahuan untuk perempuan yang tinggal di sekitarnya. Oleh karena itu, perempuan memiliki peran penting dalam pelestarian hutan. Dalam kesehariannya, perempuan memanfaatkan hutan sebagai pangan keluarga dan apotek hidup.

Sayang, justru pemanfaatan hasil hutan ini belum bisa maksimal karena keterbatasan pengetahuan warga sekitar dan pengaruh politik. Misalnya pangan yang dihasilkan hutan tidak banyak dinikmati warga karena mereka tidak punya hak atas kepemilikan lahan.


Adalah Ibu Tresna Usman Kamaruddin, WALHI Champion dari Sulawesi Tenggara, yang memperjuangkan ijin kepada pemerintah untuk mendirikan WKR (Wilayah Kelola Rakyat) di hutan Kolaka Kelurahan Sakuli Sulawesi Tengah. 

rimba terakhir
Ibu Tresna (foto: prinadi)

Dengan adanya WKR yang dibantu oleh WALHI, warga sebagai petani yang tidak mempunyai lahan diperbolehkan untuk mengelola hutannya sendiri. Hasil pangan pun bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh komunitas dan masyarakat sekitarnya. Mengapa ditekankan oleh masyakat sekitar? Kerena merekalah yang lebih memahami dan bisa menyesuaikan pemanfaatan hasil hutan sesuai dengan kearifan lokal setempat.

Sebagai seorang survivor kanker, Ibu Tresna bisa menjalani hidup sehat berkat kecintaannya pada hutan dan produk-produk alaminya. Beliau sangat suka dengan hidangan hasil hutan. Tahu kan masakan khas Sulawesi bernama papeda yang terbuat dari tepung sagu? Ada juga cemilan kearifan lokal yang mulai langka, yaitu cako-cako atau sagu goreng.


rimba terakhir
Papeda (foto: Wikipedia)

Apa saja yang sudah dilakukan para perempuan yang dibimbing Ibu Tresna untuk melestarikan hutan? Mereka menaman pohon sagu dan memanfaatkannya sebagai pengganti beras. Kemudian para perempuan juga diedukasi untuk mengolah sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat dan mempunyai nilai jual. Wah, sungguh kegiatan yang sangat bermanfaat!

Pemberdayaan kaum perempuan untuk melestarikan hutan dengan kearifan lokal juga dilakukan oleh Ibu Tati. Tampil dengan baju adat Sumatra Barat, ibu energik yang bernama lengkap Tati Sri Hartati adalah WALHI Champion dari Sumatera Barat. Bersama WALHI dan Women Research Institute, beliau menjadi aktivis Prorgam Pengelolaan Hutan untuk Kesejahteraan Perempuan. 



rimba terakhir
Ibu Tati (foto: pribadi)

Ibu Tati sempat menangis melihat tayangan film tentang kerusakan hutan. Sambil menahan geram, beliau berkata akan selalu berjuang untuk melindungi hutan dari bahaya kebakaran dan kerusakan, serta mengejar pelaku yang tidak bertanggung jawab untuk diadili. Aduh Bu, saya jadi ikut sedih... 

Ibu Tati membantu masyarakat di desanya membuat produk olahan dari kulit buah pala menjadi sirup yang laku dijual. Kenapa buah pala? Di tempat tinggal Ibu Tati, banyak terdapat pohon pala. Biasanya hanya bagian biji pala yang diambil untuk menjadi bumbu dapur. Bagian daging pala sering terbuang. Daripada menjadi limbah, Ibu Tati mengolah daging buah pala menjadi sirup dan selai.


Tantangan terbesar untuk usaha ini adalah sumber daya manusianya. Tidak mudah mengelola banyak orang dalam usaha ini. Dari 103 orang, kini tinggal 66 orang yang masih bertahan dalam proses produksi.

rimba terakhir
Sirup pala (foto: pribadi)

Menjadi kebanggaan tersendiri ketika produk sirup pala ini menjadi juara 1 di tingkat Kabupaten. Berkat dukungan pemerintah dan pengusaha setempat, kini sirup pala menjadi langganan sebagai welcome drink untuk tamu di sebuah hotel. Hebat kan!

Ada lagi nih perempuan hebat yang mau berbagi cerita. Namanya sudah tenar sebagai food blogger di akun Instagram @fooddirectory, yaitu Mbak Windy Iwandi. Perempuan cantik ini bercerita saat mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting. Gemar berpetualang masuk hutan, Windy menikmati makan langsung buah dan tanaman hutan. Sayang sekali justru di hutan yang indah itu lebih banyak wisatawan asing daripada wisatawan lokal. Oleh karena itu Windy berharap kita bisa lebih mengeksplorasi keindahan hutan di negara sendiri. 


Sebagai selebgram dan influencer, Windy kerap membagikan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi produk hutan sebagai sumber pangan yang berkualitas. Seperti mengurangi makan daging dan memilih produk yang ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dan alami yang sangat menginspirasi bukan?


rimba terakhir
Windy @fooddirectory (foto: pribadi)

Luar biasa ya sharing dari keempat perempuan hebat ini. Selain wawasan saya tentang pelestarian hutan sebagai sumber pangan jadi tercerahkan, saya juga mendapat pelajaran untuk tidak menyerah saat memperjuangkan sesuatu. Dengan ketekunan dan ikhtiar kesabaran, segala usaha yang diperjuangkan pasti akan mendatangkan hasil yang baik.


Kontribusi Kita untuk Pelestarian Hutan di Indonesia

Kita juga bisa berkontribusi untuk pelestarian hutan di Indonesia. Meski tinggal jauh dari hutan seperti di wilayah perkotaan ini. Semua bisa mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang.

Berikut adalah langkah menjaga kelestarian hutan yang bisa kita lakukan:

  • 1) Bijak sebagai konsumen. Beli barang yang kita butuhkan bukan inginkan.
  • 2) Kurangi produk turunan dari sawit yang mengekspoitasi hutan. 
  • 3) Memakai produk alternatif yang ramah lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan plastik dan membeli produk alami dari alam. Misalnya produk dari komunitas dan masyarakat lokal untuk mendukung ekonomi rakyat kecil.
  • 4) Melestarikan pangan hutan dengan menaman sendiri tanaman yang bisa dikonsumsi. 
  • 5) Cintai produk lokal buatan negeri sendiri daripada membeli produk impor. Misalnya memilih bawang putih petani lokal daripada membeli bawang putih impor.

rimba terakhir
Produk dari hutan (foto: pribadi)

WALHI membantu masyarakat lokal di berbagai daerah untuk memproduksi dan memasarkan hasil hutan. Dengan memberdayakan masyarakat di sekitarnya, hutan dikelola dengan bijak dan kesejahteraan warga semakin meningkat.  Produknya meliputi kopi bubuk, madu hutan, minyak cengkeh, tepung gluten free, mie sehat, bumbu dapur, sampai minuman juga beragam kerajinan tangan.


rimba terakhir
Aneka minuman, selai, dan tepung (foto: pribadi)

Produk binaan WALHI dari Wilayah Kelola Rakyat dikemas menarik dan siap dikonsumsi. Dipasarkan secara luas agar masyarakat yang tinggal jauh dari hutan seperti kita yang di kota ini, bisa menikmati produk olahan hutan. Memang harganya sedikit lebih mahal dari produk olahan pabrik yang banyak beredar di pasaran. Namun membayar lebih untuk kualitas produk yang bagus dan manfaat hasil penjualannya untuk kelestarian hutan punya nilai istimewa tersendiri.

rimba terakhir
Bumbu masak daun jeruk purut (foto: pribadi)

Tertarik dengan produk dari WALHI? Bisa datangi TOKO WALHI yang beralamat di Jalan Tegal Parang Utara No. 14 Jakarta Selatan. Atau kontak langsung ke Lilo di nomor telepon 088213309737.

Rakyat sejahtera hutan lestari. Begitu banyak yang sudah dilakukan oleh WALHI untuk menggali potensi lokal dan menggugah kesadaran masyarakat agar melestarikan hutan. Jika ingin berkontribusi pada kegiatan WALHI, kita bisa berdonasi juga lho. Hasil keuntungan bagi hasil dari produk binaan Walhi dimanfatkan untuk kegiatan pelestarian hutan. Atau jika ingin menyumbang donasi secara langsung, bisa cek di website www.walhi.or.id



rimba terakhir
Donasi untuk Wilayah Kelola Rakyat melalui WALHI (foto: Instagram @walhi.nasional)

Demo Masak Pangan dari Hutan

Acara selanjutnya setelah talkshow adalah demo masak. Para peserta berpindah ke dapur Almond Zuchini yang mempunyai fasilitas komplit dan berukuran besar. Demo masak dipandu oleh Chef William Gozali yang akrab disapa Wilgoz. Pemenang Master Chef Indonesia season 3 di tahun 2012 ini sekarang menjadi food consultant dan Youtuber kenamaan.

Sebelum memasak, Chef Wilgoz mengatakan "Kalau kamu suka makan, kamu harus peduli akan dua hal. Pertama, bagaimana cara memasak makanannya. Dan kedua, darimana asal makanannya,"



rimba terakhir
Chef Wilgoz (foto: pribadi)

Perkataan dari Chef Wilgoz  membuat saya termenung. Sebagai manusia yang suka makan dan kebetulan bisa memasak, saya merasa memang kita wajib tahu tentang asal makanan. 


Buat yang tidak bisa memasak, setidaknya cara memasak juga penting diketahui agar kita yakin bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan halal bagi yang beragama Islam. Sedangkan sumber makanan tidak kalah penting untuk diketahui agar kita bisa turut menjaga ketersediaan pangan tersebut. 


Untuk demo masak kali ini, menunya adalah 'Fettucine Mushroom Ragout' yang memanfaatkan bahan dari hutan yaitu jamur dan daun bawang serta daun kucai. Menu vegetarian ini menggunakan jamur sebagai pengganti daging. Sedangkan daun bawang dan kucai menjadi bumbu kaldu yang nikmat.


Penasaran kan gimana hasilnya masakan ala Italia ini dimasak dengan sumber pangan dari hutan? Yuk, simak terus keseruan masak bareng Chef Wilgoz.



rimba terakhir
Bahan yang akan dimasak (foto: pribadi)

Sebelum demo masak dimulai, peserta yang hadir dibagi menjadi lima kelompok. Saya masuk ke kelompok 5 dengan anggota 7 orang blogger. Rame ya! Chef Wilgoz memberi tugas untuk tiap anggota dalam kelompok. Ada 2 orang bagian memasak, 2 orang memotong, 1 orang bagian memotret, dan sisanya bagian ghibah. Kok ghibah? Itu lho, maksudnya bagian mencari informasi ke meja depan tempat Chef Wilgoz memberi instuksi masak. Aih, ada-ada saja, Chef!



rimba terakhir
Hebohnya tim potong beraksi (foto: BP Network)

Demo masak dimulai. Saya bersama Efa jadi tim masak. Saat merebus fettucine, Chef Wilgoz bilang tidak perlu menambahkan minyak dalam air rebusannya. Cukup diaduk saja, maka pasta yang direbus tidak akan menempel. Baik, siap Chef!


Menumis bumbu menggunakan minyak sayur sebagai pengganti minyak goreng dari kelapa sawit. Bisa menggunakan canola, minyak kelapa, atau olive oil yang proses pembuatanya ramah lingkungan dan tidak merusak hutan.



rimba terakhir
Masak bareng dipandu oleh Chef Wilgoz (foto: BP Network)

Sedikit kendala saat memasak adalah api kompor yang terlalu kecil sehingga menumis bumbu memakan waktu lama. Akhirnya, posisi kompor ditukar dengan panci untuk merebus pasta. Agak ribet tapi cukup membantu agar tumisan bumbu cepat matang.


rimba terakhir
Serunya masak bareng (foto: WA grup)

Kendala selanjutnya adalah saya kurang konsentrasi. Maklum, biasa masak sendiri, jadi saya belum terbiasa berbagi tugas hahaha. Agak kurang fokus karena posisi meja yang jauh dari Chef Wilgoz. Untung ada tim ghibah yang berbagi informasi sudah sampai tahapan mana proses memasak di meja depan. Thank you team!



rimba terakhir
Partner masak di kelompok 5 (foto: WA grup)

Alhamdulillah akhirnya mateng juga. Soal rasa, mungkin lidah saya yang kurang akurat. Dalam keadaan sangat lapar, menurut saya rasanya sudah enak. Tapi Chef Wilgoz bilang kurang bumbu. Meskipun demikian, fettucine hasil karya bersama ini tetap kita makan beramai-ramai dengan gembira. Sedap!



rimba terakhir
Hasil masakan yang sudah jadi (foto: pribadi)

Menurut saya penyebab kurang bumbu adalah jumlah pasta yang terlalu banyak. Kurang bumbu merica disebabkan saya dan Efa kesulitan mengeluarkan merica dengan botol putar, hihihi. Biasa menaburkan bumbu pakai bubuk merica soalnya. 


Masak kali ini gampang banget dan bisa dilakukan di tengah hutan, lho! Rasanya juga enak banget. Nanti saya mau recook lagi di rumah. Selengkapnya tentang bahan dan cara membuat Fettucine Mushroom Ragout bisa disimak pada video berikut:




Saya senang ikut acara yang ada demo masaknya. Apalagi diajak masak bareng seperti ini. Lumayan saya bisa ganti suasana karena setiap hari masak di dapur sederhana. Sekali-kali saya ingin kelihatan keren: masak di dapur yang canggih. 


Ngomongin keren, pastinya kami tidak lupa berfoto bersama setelah acara demo masak berakhir. Supaya bisa kelihatan keren bareng! 



rimba terakhir
Bersama Mbak Arin sang tetangga dan
Mbak Alma, Co Founder Blogger Perempuan Network


rimba terakhir
Foto kelompok 5 bareng Chef Wilgoz (foto: WA grup)

Foto bareng seluruh peserta usai acara masak (foto: WA grup)

Sebelum pulang, peserta disuguhi makan siang yang lezat dan pengumuman pemenang postingan Instagram terbaik. Saya nggak sempat posting di Instagram. Maklum lagi sibuk di depan kompor, kemudian lanjut sibuk makan karena lapar, hehe. Selamat buat teman-teman yang pulang dapat hadiah ya!



rimba terakhir
Makan siang setelah makan fettucine :D

rimba terakhir
Pemenang postingan Instagram terbaik

Begitu berkesannya acara ini, saya sampai penasaran lalu memasak Fettucine Mushroom Ragout dengan bahan yang ada di rumah. Ini dia hasilnya...

Fettucine Mushroom Ragout buatan saya di rumah.
Klik di sini untuk resepnya.

Seneng banget bisa hadir di acara Forest Cuisine Blogger Gathering. Saya jadi paham betapa pentingnya hutan sebagai sumber pangan. Untuk menjaga kelestarian hutan diperlukan peran masyarakat dan kebijakan pemerintah yang tepat. 

Harapan saya, semoga kesadaran warga masyarakat tentang kelestarian hutan terus meningkat. Dengan mempertahankan hutan sebagai sumber pangan, ketersediaan pangan akan terus terjaga. Kita bisa ikut menjaga hutan agar tidak punah dengan cara menjadi bijak sebagai konsumen. Gunakan produk ramah lingkungan yang dihasilkan bukan dari mengekploitasi hutan. Semoga hutan kita tetap abadi hingga akhir jaman nanti.


Salam adil dan lestari!




#PulihkanIndonesia #RimbaTerakhir #WALHIXBPN #HutanSumberPangan #BlogCompetitionSeries

40 comments :

  1. Hai tetangga... kameramu bagus. Soalnya aku jadi lebih kece di situ wkwkwk..kamera lainnya terlalu jujur

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuhuu tetanggaku... kapan kita halan2 ke jekardah lagi :D

      Delete
  2. Wah keren banget mbak terpilih jadi finalis... Selamat :) Bookmark dulu mau nonton filmnya sama nyontek resep fetucinenya, hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasi mba :*
      siap2 terhanyut sama filmnya yaa...
      selamat mencoba resepnya :D

      Delete
  3. kereen mbaa inna. heppi banget ya bisa ikutan acara ini. saya pribadi lahir di kampung yang meski nggak dekat hutan tapi dekan ladang. setidaknya ada bahan2 berupa tanaman liar yg dulu biasa saya ambil utk bahan makanan. tapi kini saya tinggal di pinggiran kota. mengambil makanan dr alam tak lagi jadi kebiasaan. Oh ya...saya punya saudara2 yang bekerja di perkebunan sawit. Jadi saya sering mendengar cerita dari sisi mereka tentang topik pengurangan minyak sawit ini. dan jadinya malah bingung bersikap hahajahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku dulu tinggal di dekat hutan juga. sering main ke dalam hutan. tapi ga berani metik jamur liar karena ga tahu itu bisa dimakan apa engga :D

      Delete
  4. Kadang aku mikir juga ini jaman sekarang masih ada hutan yang dirawat dan dipelihara gak ya? setelah banyaknya pembakaran hutan untuk lahan sawit, atau banyaknya hutan hancur karena tambang.. hingga banyak hewan punah, tumbuhannya apalagi

    semoga kedepannya hutan kita makin terjaga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah masih banyak hutan yg terjaga sampai skr. yuk kita terus lestarikan hutan :)

      Delete
  5. Hai hai mbak, kita bertemu di Forest Cuisine Blogger Gathering, satu kelompok pula namun tak saling tahu kalau sebelumnya sudah sering komen-komenan di blog hehehhe... Banyak dapet ilmu ya kita di acara itu. Cocoklah ya Mbak Inna jadi juru masak di kelompok 5, ternyata emang hobi masak..... Yuuhuuuu....Sampe ketemu lagi mbak....

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai haii maapken ga sempat kenalan dengan benar karena kemaren kita riweuh banget yak hahaha.

      nice to meet you mba eka. yess moga kita bisa ketemu lagi :*

      Delete
  6. Selamat ya, Mba Inna. Terpilih sebagai finalis. Terus bisa mengikuti acara kece badai di Jakarta. Sharing bareng dg para perempuan-perempuan hebat yg cinta akan kelestarian hutan.

    Sudah gitu, ada acara masak bareng sama Wilgoz juga. Aduh, itu namanya bahagia yg berlipat-lipat dah..🥰🥰🥰

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah mba bener... alhamdulillah bahagia berlipat ganda :*

      Delete
  7. Senangnya bisa hadir di acara seperti ini, Mbak Inna ....
    Semoga makin banyak yang peduli dengan hutan di Indonesia ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin makasi kak niar... salam adil dan lestari :)

      Delete
  8. Narsum nya perempuan2 hebat banget ituh hehe harus lebih banyak lg perempuan2 seperti mereka agar dampak kerusakan Hutan tidak terjadi lagi. Terimakasih yah mbak sudah berbagi :)

    ReplyDelete
  9. Keren memang konsep acara WALHIxBPN. Bisa ikut menulis tentang pangan dari hutan hingga ikut blogger Gathering yang super keren.

    ReplyDelete
  10. Ternyata kalau di kumpulin banyak banget ya hasil hutan yang dapat diolah menjadi aneka pangan, obat maupun bumbu masakan. Hidup tetap berlangsung tanpa harus merambah hutan ya

    ReplyDelete
  11. Ku suka makan tapi jarang mikirin dari mana asalnya. Dan ternyata asal makanan ini juga bisa nyambung sama budaya wanita ya. Tadi tuh aku mau nanyain ini. Skroll ke bawah akhirnya nemu jawabannya. Thanks for sharing, Mbak

    ReplyDelete
  12. Seru nih acaranya sayang sy gak ikut lombanya , lupa deadline kelewat deh

    ReplyDelete
  13. Happy banget aku ketemu Chef Inna Riana di acara keren Walhi dan BPN 😍😍😍 Eh ternyata ada Chef Willgoz juga hahaha...serunya belajar masak...gampang ya..mau aku praktekkan ah di rumah 😋

    ReplyDelete
  14. Wah mba, aku sebagai penggemar WIlgoz jujur envy wkwk soale cuma bisa liat Wilgoz masak di yucub sajo..asik yah tema WALHI ini semoga menang ya mba

    ReplyDelete
  15. Selamat ya mbak terpilih jadi salah satu finalis padahal temanya bagus banget sayang ngak sempat. Aku suka dengan kalimat pembukanya kalau hutan ngak hanya deretam aneka jenis pohon tapi ada ekosistem didalamnya yang harus dijaga dan dilestarikan, aku juga udah nulai mengurangi penggunaan dan masak goreng-mengoreng, selain lebih sehat juga ikut menjaga kelestarian lingkungan.

    ReplyDelete
  16. Wohooo, congraattss ya Mbaaaa
    Memang kita semua kudu bertanggungjawab dgn kelestarian hutan ya.
    BISMILLAH!

    ReplyDelete
  17. Mba Inna tetap idola. Rajin juga langsung praktek menu makanannya d rumah. Walhi mah kepeduliannya pada lingkungan tak perlu diragukan

    ReplyDelete
  18. Keren banget ini Mbk mantap kita acaranya semoga semakin sukses, aku jadi pengen nyoba ini menu masakannya karena belum pernah masak kucai.

    ReplyDelete
  19. Waaah selamat Mbak. Alhamdulillah terpilih ya. Keren banget. Saya pas tahu info lombanya sudah terlambat sudah terlewat deadline. Sayang banget padahal tulisan tentang hutan, alam dan gunung sangat menarik minat saya.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah, selamat ya mba Inna terpilih sebagai finalis dan ikut blogger gathering. Kelihatan banget acaranya seru dan menyenangkan, juga memberikan insight tentang hutan enggak hanya sebagai paru-paru dunia. Tapi juga menjadi sumber pangan yang lebih sehat apabila dikelola pepohonannya

    ReplyDelete
  21. Keren banget ini mbak acaranya seru banget dan emang bener banget kalau hutan itu banyak manfaatnya ya mbak..

    ReplyDelete
  22. Senengnya bisa ikutan acara ini. Apalagi ketemu banyak pejuang lingkungan ya mak. Bisa lihat juga hasil hutan yang melimpah

    ReplyDelete
  23. Wah, selamat Mbak Inna terpilih sebagai finalis. Eh pemenangnya udah ada apa belum?
    Lombanya menarik ya supaya kita makin peduli dengan hutan. Tinggal di Jakarta yang jauh dari hutan kadang lupa kalau makananku sehari-hari itu ya banyak dari hasil hutan.

    ReplyDelete
  24. Event yang seru deh ini. Bikin kita selalu ingat manfaat hutan sebagai salah satu sumber pangan yang paling kaya dan lengkap. Nambah wawasan dan insight baru deh.

    ReplyDelete
  25. Bener banget mbak, bumi udah makin tua dan banyak kerusakan di mana2. Acara yang digagas sama Walhi ini lumayan ya kontribusinya buat mengingatkan kita kembali supaya lbh memperhatikan lingkungan. Seru sekali bisa belajar dari chef soal masakan hasil olahan dr bahan dasar yg didapat dr hutan hehe

    ReplyDelete
  26. Mba inna keren , selamat ya :)
    Huhu iya ya hutan kita semakin lama semakin berkurang yang pastinya merubah ekosisistem,
    Pasahal mengambil secukupnya dari hutan akan menyelamatkan kita & bumi

    ReplyDelete
  27. Wuiih dia dah praktekin di rumah resep fettucininya. Saya belim, Mba.. xixixi.. saya nyobain hasil olahan lainnya aja.

    ReplyDelete
  28. Aku penasaran pengen sirup pala dan selai palanya Teh..nampak enaak!

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah selamat ya mba Inna. Saya pun pasti campur aduk kalau dikasih lihat tayangan kerusakan hutan. Luar biasa acaranya,semoga berkah mba.

    ReplyDelete
  30. Dari kunjungan ke beberapa blog teman-teman yang kemarin hadir di Gathering Blogger ini, baru di sini saya nemu alamat lengkapnya Toko Walhi. pas banget, saya ketinggalan tanya tanya soal informasi ini. Terima kasih banyak banget Mba. Bundo saya berencana untuk kepo kepo ke tokonya kalau ada soalnya.

    ReplyDelete
  31. Ini semua yang masuk 30 besar hadir di sana, ya? Selamat, ya. Pengumuman pemenangnya kapan?

    ReplyDelete
  32. Seru acaranya ya
    Saya saksikan terus live-nya di IG Walhi
    Semoga next bisa beruntung jadi finalis juga karena kali ini saya belum berhasil, hehe

    ReplyDelete
  33. Aihh keren, Chef Inna. Masakan ala Chef Wil udah di-recook juga. Iyess, ketika memasak atau kulineran, terlebih kita jadi food blogger ya. Tentu sangat menyenangkan ketika kita pun tau, darimana asal bahan2 makanan atau filosofi kuliner yang kita makan.

    ReplyDelete

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top