Friday, August 20, 2021

Postingan Pandemi Part 10: Saya Sudah Divaksinasi


Resah dan gelisah menunggu di sini...

Bukan lagi nyanyi, cuma lagi galau menanti jadwal vaksin. Apalagi pas situasi lagi horor banyak di komplek yang terpapar Covid 19 pada akhir Juni sampai sepanjang bulan Juli lalu.

Denger cerita tetangga, baru warga lansia dan para pengurus RT/RW atau Posyandu dan sejenisnya yang dapat jadwal vaksin bulan Juni. Untuk rakyat jelata macam saya kapan? Entahlah...

Katanya sih pertengahan bulan Agustus ada jadwal vaksin untuk umum. Tapi apa saya mau diam saja menunggu jatah dari kelurahan? Kelamaan ah! Saya butuh divaksin S E K A R A N G!

Hunting vaksin sendiri jadi alternatip. Untuk warga Bogor, banyak yang pada hunting vaksin ke Jakarta. Kalau Bapa sudah dapat jatah vaksin gotong-royong (sinofam) dari kantor. Sudah mendaftarkan juga untuk saya dan Aa Dilshad, tapi entah kapan jadwalnya.

Pas waktu itu lagi gencar-gencarnya info vaksin. Begitu buka link... zonk sudah keburu penuh. Maklum saya bukan tipe netijen yang gercep jemarinya buat pendaftaran model begini.

Dapat info, ada vaksinasi di Klinik Yonkes dekat rumah dari Gioveny yang sudah duluan ke sana. Saya pun datang pada akhir Juni untuk mendaftar. Perginya nunggu jadwal WFH Bapa yaitu hari Rabu (waktu itu masih WFH seminggu 2 kali). Pas dateng, antriannya manual gitu. Yang ada malah berdempetan buat gantian isi kertas pendaftaran. Huft! 

Saya mendaftarkan untuk Aa Dishad pada tanggal 28 Juli dan adiknya Gioveny untuk divaksin tanggal 29 Juli. Kenyataannya, kami bertiga tidak datang. Saya dan Aa sudah dapat jadwal vaksin yang lebih cepat. Sedangkan adiknya Gioveny malah positif Covid (sekarang sudah sembuh alhamdulillah).

Dapat vaksin di mana? Dari Transmart grup. Infonya dari tetangga yang sudah dapat duluan. Saya cari googling sendiri, ketemu cara dan syarat pendaftarannya. Langsung deh saya ikutan daftar vaksin sinofac di Transmart.

Ada untungnya juga pernah ngeblog di Blog Detik, jadinya akun Detik dot com saya masih ada. Langsung daftar untuk divaksin di Transmart Cempaka Putih karena di Transmart Yasmin sudah full kuota. Jauh amat ke Cempaka Putih? Kata Bapa itu yang paling gampang, tinggal lurus dari jalan tol dan mall-nya nggak terlalu ramai.

Vaksin Pertama: 10 Juli 2021

Hari vaksin pertama pun tiba. Saya sudah mempersiapkan kondisi: ngurangin capek masaka sehari sebelumnya, nggak olahraga dulu, makan yang banyak, bawa bekal cemilan dan minuman, pakai baju tanpa lengan dan outer (biar gampang disuntik).

Berangkat dari Bogor jam 8, nyampe jam 9 lngsung antri. Jam 10 tet kelar. Seneng deh. Transmart Cempaka Putih tetap buka untuk supermarket dan beberapa tenant makanan (hanya untuk dibawa pulang, tidak boleh makan di tempat). Untuk area vaksin cukup luas dan leluasa karena banyak tenant yang ditutup.

Alhamdulillah beres divaksin dalam waktu 1 jam aja. Antriannya tertib dan teratur. Kebayang kalau ikut yang deket rumah, minimal 3  jam belum tentu udah beres krna yg dateng buaanyaakk (kata para tetangga yang sudah vaksin).

Done vaksin 1

Beres vaksin, ada yang melapar pengen makan. Berhubung selama antri takut buka masker untuk ngemil dan minum, jadi pas beres langsung makan. Nyoba pesen Yoshinoya eh enak ternyata... 

Mejeng dulu ah


Kegiatan vaksin pertama saya rangkum pada video berikut:


Efek setelah vaksin, sama seperti yang sudah diperingatkan teman-teman. Yaitu pegal pada tangan, lemas, dan ngantuk. Saya bahkan sampai 2 hari ngantuk melulu. Hari ketiga baru ngantuknya berkurang dan bisa masak lagi. 

Vaksin kedua: 7 Agustus 2021

Dapat kabar, jatah vaksin untuk warga komplek yang seharusnya tanggal 12 Agustus, diundur sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Wew, untung saya sudah vaksin yang pertama. 

Datang lagi untuk vaksin kedua, kembali ke Transmart Cempaka Putih pada tanggal 7 Agustus 2021. Berangkat jam 8 pagi, sampai di tempat vaksin jam 9 dan kaget... kok rame banget? Mana kami santai banget, nggak bawa cemilan dan bahkan saya pakai sepatu hak tinggi! Saya dan Aa Dilshad berdiri hampir 1 jam. Kami baru selesai divaksin 2 jam kemudian.

Ternyata, banyak orang karena vaksin pertama digabung dengan vaksin kedua. Ditambah pada peserta vaksin kedua tidak dibagi per jam, jadi ya numpuk gitu. Meski antrian mengular, panitia bisa mengaturnya jadi lebih tertib. 
Antri vaksin kedua: ramai dan tertib

Berhubung pesertanya lebih banyak, pihak Transmart memperluas area antrian agar lebih nyaman dan mudah diatur. Meja observasi dan tempat suntik yang lebih banyak misalnya. Waktu vaksin pertama saya disuntik oleh nakes laki-laki. Pada vaksin kedua, satpam mengarahkan saya untuk disuntik oleh nakes perempuan.

Sayang, sertifikat vaksin belum bisa keluar hari itu karena server eror. Bisa jadi karena akhir pekan dan banyak peserta vaksin yang diinput datanya. Keesokan harinya, data vaksin saya sudah muncul di web PeduliLindungi. Sudah donlot kartu vaksin. Tapi belum dicetak karena saya nggak pergi kemana-mana.

Oia beres vaksin kedua ini, karena lama nunggu di mobil Bapa beliin McDonalds. Jadi pas beres langsung makan... hmm yummy! Saya yang paling kelaparan. Maklum kecapean berdiri dengan sepatu yang nggak nyaman.

Laper atau doyan?

Efeknya gimana? Waktu vaksin pertama pegel, ngantuk bin lemes. Kali ini yang kerasa cuma pegel doang, kepala kadang muter, dan mulai ngantukan. 

Rasa kantuk dan lemasnya nggak separah waktu habis vaksin pertama. Bisa jadi karena kondisi saya fit banget, nggak kecapean habis nginem karena Mak ART sudah bantuin lagi di rumah.

Alhamdulillah lega rasanya sudah vaksin pertama dan kedua. Setidaknya hati lebih tenang karena sudah mendapat vaksin. Meski teuteup dong, protokol kesehatan jangan lengah. 

Sehat untuk Indonesiaku! Merdeka dari Covid19!

3 comments :

  1. Baca awalnya berlagu, eh ternyata yang nulis ga lagi nyanyi galau beneran menunggu vaksin. Wah udah vaksin, nih mantul. Penting banget untuk melakukan vaksin di masa pandemi seperti ini. Ada saja virus varian baru :)

    ReplyDelete
  2. Aku ga sabar nunggu yg kedua nih mba, akhir Agustus nte :D. Semoga aja KIPI nya ga separah pas suntik pertama yg bikin aku meriang, sedikit batuk Ama pusiiing. Jadinya selama 2 hari, asistenku juga ga bisa masak, Krn tepar. Selama itu delivery ajalaah :D.

    Tapi suami yg udh suntik kedua, efek di dia ga separah pertama sih.jd aku berharap sama :D.

    ReplyDelete
  3. vaksin harus dijadikan sebagai hak bagi kita untuk bisa hidup sehat

    ReplyDelete

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top