Wednesday, September 2, 2020

Postingan Pandemi part 7: Pasrah dengan Heard Immunity

 Sebelumnya, maafkan gambar yang nggak nyambung sama judul. Maklum, selama pandemi kerjaan cuci piring emang nggak ada habisnya ahaha! 

Apa kabar? Semoga tetap sehat di tengah wabah virus corona ini, ya. Tetap jaga kondisi badan, atur pola hidup sehat dengan makanan bergizi dan olahraga teratur, cukup beristirahat, jangan mudah stress, dan tentunya... tetap jalani protokol kesehatan. 

Nggak bosen emang diingatkan lagi tentang protokol kesehatan. Yaitu: pakai masker saat keluar rumah, sering cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak dengan orang lain. 

Saya dan keluarga masih tetap sama. Setia di rumah saja. Tidak pergi berwisata. Pernah sekali-kalinya ke mall karena perlu sesuatu lalu buru-buru pergi. Hangout sudah nggak pernah lagi. 

Aktivitas mulai normal. Bapa sudah ngantor seperti biasa dengan jadwal WFH seminggu sekali. Si nomer dua Kk Rasyad sudah balik ke pesantren setelah swab dan isolasi yang diselenggarakan pihak sekolah. Si sulung Aa Dilshad sudah mulai datang seminggu tiga kali ke tempat bimbelnya dan kursus online tiap hari Sabtu. Si bungsu Dd Irsyad masih SFH (school from home).

Saya? Kelihatannya mulai longgar ya Mak? Nggak seriweuh pas di rumah semuanya. Alhamdulillah, Allah Maha Adil... untuk umatNya yang satu ini diberi kelonggaran untuk bisa bernapas. Eungaph riweuh papasakan di rumah dan pening ngawasin sekolah online.

Saya cari aman aja. Pilih kegiatan yang bikin hati bahagia. Setiap hari menjahit sambil nonton drama korea. Ahh nikmat pisan! Kemudian saya kangen nulis, jadilah saya bikin postingan ini juga postingan lama lainnya. Untuk melunasi hutang postingan blog yang terbengkalai selama beberapa bulan... fiuh!

Tentang Heard Immunity

Pandemi belum berakhir. Entah kapan situasi ini bakal selesai. Kini masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa. Perekonomian mulai bangkit karena semua sudah bekerja lagi. Pokoknya udah bebas deh. Mau buka usaha, kerja, jalan-jalan. Kecuali sekolah formal aja yang belum boleh dibuka.

Di satu sisi, saya senang dengan 'kebebasan' ini yang artinya nggak perlu kasihan lagi dengan mereka yang kesulitan mencari nafkah di tengah pandemi. Di sisi lain, saya prihatin dengan semakin banyak korban juga khawatir saya dan keluarga bisa terjangkit juga. Duh mudah-mudahan jangan sampe deh.

Sekarang mah ceritanya main 'pa kuat-kuat' dah. Siapa yang kuat dia yang bertahan. Istilah lainnya: heard immunity (kekebalan kelompok). Siapa yang daya tahan tubuhnya kuat, dialah yang bisa bertahan melewati pandemi ini tanpa terjangkit. Sukur-sukur kalau badan kita jadi kebal dengan virus berbahaya ini. 

Oleh karena itu, meski semuanya kelihatan ramai wara-wiri bepergian, saya dan keluarga tetap menjaga supaya nggak sering-sering ketemu orang banyak. Biarlah yang lain hepi pada piknik, traveling... kami tetap di rumah aja. Pergi paling jauh yaa ke rumah Kakek saja yang masih di dalam kota. 

Tahan diri dulu. Pandemi belum berakhir. Jaga diri dan keluarga kita dari si corona yang jahat. Lumayan kan uang pikniknya bisa ditabung dulu hihihi.

Salam sehat selalu!


No comments :

Post a Comment

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top