Pages

Wednesday, July 1, 2020

Cerita Pandemi part 4: Diopname di Rumah Sakit



Pergi ke rumah sakit di masa pandemi? Rasanya horor banget, ya. Itulah yang ada di pikiraan saya. Sebisa mungkin, jangan pergi ke rumah sakit deh. Kalau mau berobat? Duh, jangan sampai sakit pokoknya mah!

Tapi namanya takdir, nggak disangka kami sekeluarga malah pindahan ke rumah sakit! Secara mendadak, tiga anak satu per satu tumbang dan harus diopname karena demam berdarah.

Berawal dari si sulung Aa Dilshad yang panas tinggi, lalu Kk Rasyad. Saat keduanya dibawa Bapa ke RS Azra, feeling saya sudah nggak enak. Kebetulan anak tetangga baru pulang dari rumah sakit karena DBD. Jadi, nggak menutup kemungkinan anak-anak saya juga kena DBD.


Benar saja, Aa dan Kk harus diopname. Sebelum masuk ke kamar perawatan, mereka harus menjalani tes rapid dulu. Biar tahu apakah reaktif atau tidak, sebagai deteksi virus corona. Syukurlah hasil tes negatif dan mereka berdua bisa langsung dirawat.

Keesokan harinya, giliran saya menjada 2 boyz karena Bapa berangka kerja. Saat pergi dari rumah, si bungsu Dd Irsyad demam. Sudah curiga bakal bernasi sama, malamnya Dd langsung dibawa ke rumah sakit oleh Bapa yang pulang dari kantor. Benar saja, Dd juga kena DBD. Kami sekeluarga pun pindahan tidur di rumah sakit di tengah wabah pandemi covid19.
3 boyz diopname bareng


Kami memindahkan kamar Aa dan Kk supaya bisa berdekatan dengan kamar baru Dd. Bapa tidur di kamar Aa dan Kk. Sedangkan saya di kamar Dd. Saat Bapa ngantor, saya mondar-mandir antara dua kamar tersebut yang nyaris berseberangan. 

Pemandangan dari jendela kamar Dd

Alhamdulillah, usai melewati masa kritis dan perawatan selama 8 hari kedua anak yang paling besar boleh pulang (karena mereka masuk terlebih dahulu. Si bungsu menyusul keesokan harinya. 

Ngeteh pagi nungguin si bungsu bangun

Sungguh suatu kenangan yang tidak akan terlupakan...

No comments:

Post a Comment

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^