Wednesday, December 12, 2018

Jangan Mau Dihantui Rasa Menyesal



Jangan menyesal... jangan menyesal 
Syukuri apa adanya... hidup adalah anugrah

Mak, itu jangan menyerah bukan menyesal. Nggak papa. Emang sengaja kok disambungin, hehe. Pernah nggak berpikir tentang sesuatu yang disesali dalam hidup? Andai waktu bisa berputar ulang, rasanya pengen ngembaliin situasi sesuai harapan supaya nggak menyesal di kemudian hari. Iya nggak?

Tidak masalah punya pikiran seperti itu. Masih manusiawi. You know what... jalan hidup kita sudah diatur oleh Sang Maha Kuasa. Jika ada kejadian yang bikin penyesalan mendalam, itu adalah salah satu dari skenario Tuhan. Sebagai umat yang sedang diuji oleh-Nya, kita bisa mengambil hikmah dari rasa sesal yang timbul dan menggantinya dengan rasa syukur.

Bagaimana mengganti penyesalan dengan bersyukur. Coba lihat hidupmu sekarang. Semua itu adalah berkah. Bersyukur membuat kita jadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Membuat kita jadi lebih menikmati hidup karena tidak terpuruk dalam rasa penyesalan yang menyiksa.

Coba bayangkan apa yang terjadi jika kita dihantui masa lalu?

Muncul hantu ini, Mak? Jreengg...

Maap, saya jadi hantu2an dulu, hihihi (foto by WakuWakuJapan)

Bukan, bukan!

Perasaan menyesal yang menghantui ya bakal ada terus di pikiran kita kayak hantu gentayangan. Nggak enak makan, nggak enak tidur, mau beraktivitas juga nggak nyaman karena pikiran kusut mulu mikirin rasa menyesal yang tidak ada habisnya. 

Penyesalan bikin kita jadi pesimis menatap masa depan. Maunya nengok ke belakang alias masa lalu yang 'lebih menyenangkan' sebelum ada kejadian yang disesali. 

Ubah rasa pesimis jadi optimis! Ubah rasa sesal jadi semangat. Kejadian di masa lalu adalah pelajaranvuntuk kita. Lakukan perbuatan yang lebih baik lagi agar kesalahan yang sama tidak terulang. Iyes? Yes! 

Andai ditanya hal apa yang disesali saat ini, kayaknya saya malah bingung. Jika saya menyesal, artinya saya tidak bersyukur dengan kondisi saya yang sekarang. Misalnya, menyesal kenapa saya dulu belajar kurang rajin. 

Padalahal kondisi kurang rajin tersebut membawa saya ke Unpad Bandung, lalu bertemu jodoh dan hidup bahagia bersama suami dan tiga anak. Bayangkan jika saya beneran rajin, barangkali saya jadi wanita karir yang sukses tapi tidak bahagia. Jadi, saya tidak menyesal karena kurang rajin dan justru itu membawa saya ke kehidupan yang lebih baik.

Atau, saya menyesal kenapa kena bully di masa lalu dan tidak bisa mengelak. Beruntung, proses terapi yang tidak sebentar berhasil menyembuhkan trauma tersebut. Selain itu, mata saya jadi lebih terbuka untuk memahami dan menghargai orang lain. Sampai sekarang, saya tidak menyesal pernah dibully.

Cup cup cup jangan nangis (foto: giphy.com)


Time will heals all wounds. Waktu akan menyembuhkan luka.

Ikhlaskan yang sudah terjadi. Termasuk kerugian moril dan materilnya.

Jangan terlampau larut menyesali masa lalu. Apalagi sampai dihantui rasa menyesal.

Biarlah penyesalan itu berlalu seiring dengan waktu. Cuekin aja. Nanti juga lupa sendiri.

Tenggelam dalam penyesalan sama saja dengan menyiksa diri sendiri.

Menyesal membuat kita tidak bisa bersyukur dan menikmati hidup.

Banyak berdoa dan memohon ampun pada Sang Pencipta.

Ubah penyesalan menjadi kekuatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Di balik kejadian yang bikin kita menyesal, ada rencana indah dari Tuhan untuk jalan hidup kita selanjutnya.

Yuk nyanyi lagi...
Jangan menyesal... jangan menyesal
Syukuri apa adanya... hidup adalah anugrah



12 comments :

  1. Mbakkk foto hantu-hantuannya kok lucuuu sihhhh xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. aih makasi dah dibilang lucu, hihihihi *ngikik kunti*

      Delete
  2. Iyapp mbak, yang paling penting itu penyesalan ada buat dijadiin pelajaran, bukan malah terus-terusan diinget and do nothing

    ReplyDelete
  3. Yessss waktu itu memang bener-bener bisa menyembuhkan ketika kita juga berada pada titik ikhlas ya mbaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, bisa cepet sembuh kalau sudah bener2 pasrah dan iklas :)

      Delete
  4. Mbak hantunya lucu :""" malah salkus ke hantunya, gimana ini, hihi

    ReplyDelete
  5. Yang terpenting memang bagaimana merespon yang kita anggap " kegagalan " , njuk kemudian menjadi pelajaran.. 🤣🤣🤣

    ReplyDelete
  6. Iya, Mbak. Setuju, nggak usah menyesal.

    ReplyDelete

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top