Wednesday, November 4, 2015

Ketika Netty Sakit


Ketika Netty sakit... aku baru menyadari betapa berartinya dia dalam hidupku. Terserang virus yang merusak hard disk membuatku tidak bisa bercengkrama lagi bersama Netty. Dua minggu. Waktu yang cukup lama dan lumayan menyiksa. Hanya bisa berdoa. Semoga hari gajian lekas datang dan Netty bisa segera disembuhkan oleh tukang service komputer.

   Ketika Netty sakit... aku tidak bisa menulis lagi. Lari ke warnet? Sempat juga. Tapi langsung keteteran karena lokasi warnet yang jauh dari rumah. Ditambah keterbatasan waktu karena harus pulang untuk mengurus boyz, maka postingan blog yang lahir dari warnet hanya sekedarnya saja. Asal-asalan. Nggak sempat dibaca ulang. Nggak sempat diedit. Ngetik dan ngedit pakai smartphone? Nggak bisa. Jariku jempol semua.

   Ketika Netty sakit... aku mudah terserang galau. Drama kehidupan yang tiap hari dihadapi dengan kepala dingin, tiba-tiba berubah jadi mengerikan! Drama rutin pun tidak bisa ditangani. Aku tidak bisa berpikir jernih. Otak terasa beku karena hasrat menulis yang tidak tersalurkan. Lebih parah lagi, sosok monster yang kerap menghantui kembali hadir dalam mimpi buruk sebagai efek dari serangan drama. Waduh, kewarasan ini mulai dipertanyakan!

   Ketika Netty sakit... beberapa kerjaan di toko yang membutuhkan data tidak bisa dibuka. Beruntung, aku selalu mencetak semua list untuk memudahkan cek barang tanpa membuka netbook. Kecuali laporan keuangan tetap disimpan di dokumen excel agar mudah dihitung dan aku malas mencatat di buku. 

   Ketika Netty sakit... aku jadi mati gaya. Tangan gatal ingin menulis. Ingin mengedit foto dan membuat postingan blog terbaru. Edit lewat smartphone lama-lama pegel juga. Lagipula, smartphone baruku sudah jadi milik boyz untuk bermain game. Biar nggak mati gaya karena nggak ada si Netty dan smartphone, aku beralih pada... buku! Lumayan, satu per satu buku yang belum sempat dibaca akhirnya terjamah juga. 

   Ketika Netty sakit... aku punya waktu untuk merenung. Menyadari bahwa aku sudah melenceng dari niat semula menulis blog. Mulai lupa pada postingan 'sesuai kata hati' yang biasa aku tulis. Kenapa jadi berubah fokus begini? Aku malu pada diri sendiri.

   Ketika Netty sakit... ada janji untuk memperbaiki diri. Tidak lagi memforsir diri HARUS membuat postingan blog hingga waktu istirahat diabaikan. Ingin kembali pada postingan suka-suka. Tidak mau memaksakan diri supaya eksis terus. Beginilah aku. Emak riweuh apa adanya. Ingin follow silakan, tidak juga tidak apa-apa. 

   Ketika Netty sakit... aku sadar banyak sekali hal yang harus dibenahi di dunia nyata. Waktu luang lebih banyak untuk keluarga. Berkarya di bidang lain selain bikin postingan blog. Buatku, bikin postingan blog itu perlu perjuangan dan mengorbankan kegiatan yang lain. Akhirnya, aku sempat menjahit lagi, lho! Lumayan kan, bisa menghidupkan Inas Craft yang mati suri. Harusnya diterusin ya. Eee.. ini kok mandek lagi, hehe.

   Sekarang, Netty sudah sembuh. Alhamdulillah, suka cita mewarnai hati ini. Biaya opname juga nggak terlalu mahal. Nggak perlu ganti hard disk. Bahkan dapat diskon biaya install ulang. Lumayan.

   Netty, jangan sakit lagi ya. Aku janji untuk merawat kamu lebih baik lagi. Nggak bakal download sembarangan, supaya kamu nggak kena virus. Ternyata, ada hikmahnya ketika Netty sakit. Aku jadi teringat pada sebuah mimpi. Mimpi yang hanya bisa terwujud bersama Netty. Impian yang sudah lama dilupakan karena keasyikan ngeblog. Semoga kita bisa menggapainya bersama, ya. I love you, Netty....


Saat romantis menikmati matahari terbit
bersama Netty di Anyer

2 comments :

  1. Alhamdulillah kalo Netty sudah sembuh Mbak.. Kebayang sih tanpa kehadirannya pasti banyak ide tak terealisasi..

    ReplyDelete
  2. Netty kenapa bisa sakit begitu? aku sering mengabaikan juga nich, seharian gak ngaso..

    ReplyDelete

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top