Wednesday, February 5, 2014

My CV for Srikandi Blogger 2014


Ajang Srikandi Blogger kembali digelar oleh komunitas Kumpulan Emak Blogger atau disingkat KEB. Ajang Srikandi Blogger 2014 adalah event kedua yang digelar oleh komunitas blogger khusus perempuan ini, setelah sukses dengan ajang Srikandi Blogger pada tahun 2013. 

Jujur, awalnya saya tidak berniat untuk mendaftar sebagai peserta. Syarat pendaftarannya cukup mengirim CV (curriculum vitae) via email untuk diseleksi menjadi 50 besar finalis. Selanjutnya dipilih 10 besar finalis. Seorang emak (panggilan untuk anggota KEB) akan dinobatkan menjadi Srikandi Blogger sebagai pemenang utama. 

Nah, setelah berpikir cukup lama. Akhirnya saya nekad mengirim CV dibarengi dengan rasa tidak percaya diri pada hari terakhir pendaftaran. Alhamdulillah, dari 175 emak yang mendaftar, saya terpilih menjadi 50 besar finalis! Ingin tahu seperti apa CV seadanya yang saya kirim? Sengaja saya taruh menjadi postingan blog, soalnya dibuang sayang sih, hihi.


Perkenalkan, nama saya Riana Wulandari. Saya biasa dipanggil Riana atau Inna. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1976. Saya sekarang berusia 38 tahun, sudah menikah, serta mempunyai tiga anak laki-laki dengan usia 3, 6, dan 11 tahun. Saat ini saya tinggal menetap di Kota Bogor bersama suami, anak-anak, dan ibu kandung saya yang sudah sepuh.

  Saya menghabiskan masa kecil di Cikampek, sebuah kota kecamatan di Propinsi Jawa Barat. Di sana saya tinggal bersama kedua orangtua saya sampai lulus SMP. Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan tinggal di rumah nenek. Kemudian saya lulus UMPTN dan diterima di Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 1994. Saya kemudian kost di Bandung selama kuliah.

  Setelah lulus menjadi sarjana sosial, saya sempat bekerja pada sebuah bank asing di Jakarta. Hanya beberapa bulan bekerja, saya mengundurkan diri karena menikah dan mengikuti suami ke Semarang. Suami saya bekerja pada sebuah perusahaan farmasi. Kami kerap berpindah tempat tinggal setiap beberapa tahun sekali karena tuntutan pekerjaan suami.

  Setelah Kota Semarang, saya dan suami pindah ke Kota Banjarmasin, Solo, Denpasar, Bogor, Palangkaraya, dan Makassaar. Satu per satu buah cinta kami hadir dan dilahirkan di kota yang berbeda. Sejak tahun 2011, kami sekeluarga berhenti merantau dan kembali ke Kota Bogor, kota kelahiran suami. Pengalaman berpindah rumah sebanyak sebelas kali di tujuh kota besar di Indonesia membuka wawasan saya tentang hidup dalam keragaman budaya. Kenangan berharga yang tak terlupakan.

  Setelah tinggal menetap, saya membuka usaha toko obat di depan komplek tempat saya tinggal. Keinginan memiliki toko obat sudah menjadi cita-cita lama suami saya. Sebagai istri yang baik, saya mendukung suami dan membantu mengelola toko obat impiannya ini. Meski minim pengetahuan tentang bisnis dan tidak berlatar belakang pendidikan ilmu farmasi, saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk bisa memajukan usaha ini.

  Ternyata, tidak mudah untuk memulai suatu usaha. Beberapa bulan sejak dibuka, toko obat Trisad (diambil dari nama belakang ketiga anak saya) tidak berkembang sesuai harapan. Saya tahu letak kesalahannya adalah posisi toko kami yang tertutup dengan toko lain. Ingin pindah toko namun takut rugi karena uang sewa sudah terlanjur dilunasi untuk mengontrak selama 2 tahun. Lagipula, saya tidak menemukan lokasi lain yang sesuai.

  Jika kondisi ini diteruskan, toko bisa rugi. Saya memutar otak. Untuk menutupi biaya operasional, saya nekad ‘menjemput bola’ dengan menawarkan kepada para tetangga layananan sms dan antar obat. Strategi saya membuahkan hasil. Tetangga banyak yang memesan obat dan saya sendiri yang mengantar ke rumah mereka.  Karena banyaknya permintaan, saya membuka warung obat di rumah. Penjualannya lumayan. Kadang malah lebih baik daripada di toko.

  Satu setengah tahun berlalu dan toko obat tidak menampakkan kemajuan, saya mulai putus asa. Tiba-tiba, saya dapat informasi ada sebuah toko yang kosong. Tanpa berpikir panjang, saya langsung memutuskan untuk pindah. Padahal kontrakan toko masih tersisa enam bulan lagi. Toko akhirnya pindah ke lokasi baru. Bulan pertama setelah pindah, omzet toko langsung melonjak naik! Keputusan saya untuk pindah memang tepat.

  Saya tidak pernah menjadi yang tebaik selama menuntut ilmu di sekolah. Namun saya pantang menyerah, dan selalu punya keinginan kuat untuk belajar. Meski kerap mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan, saya yakin bahwa toko kami bisa maju. Saya tahu, ini baru permulaan. Perjuangan masih panjang untuk menuju sukses. Saya bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanat suami untuk membesarkan toko obat milik keluarga ini.

  Selain toko obat, saya mempunyai satu usaha lagi yang ingin saya kembangkan. Saya membuat aksesoris handmade berupa bros, bando, jepit, gelang, dan pentul hijab. Saya memberi label: inas craft. Hambatan saya dalam usaha ini adalah waktu. Membuat prakarya diperlukan ketelitian dan cukup menyita waktu. Jujur, saat ini usaha inas craft tidak berkembang. Saya tidak sempat membuat prakarya. Saya masih sibuk dengan toko obat. Sampai sekarang, inas craft masih dijual dalam stok terbatas dan hanya melayani permintaan pesanan saja. Harapan saya, semoga nanti saya bisa lebih banyak menghasilkan aksesoris handmade dan laris menjualnya.

  Begitu banyak yang ingin saya pelajari dan saya coba. Saya juga tertarik dengan dunia menulis. Saya mengasah kemampuan menulis saya dengan menulis di blog. Saya memang belumlama berkecimpung di dunia blog dan masih harus banyak belajar. Blog pertama saya, www.emakriweuh,blogspot.com berisi tulisan tentang pengalaman menarik yang dialami keluarga saya selama di tanah rantau maupun setelah menetap, serta aneka tips agar tidak riweuh (repot) di rumah.  Sedangkan blog kedua, www.ceritaemakriweuh.blogspot.com berisi tentang kecintaan saya membuat prakarya, bereskperimen di dapur dan cerita personal lainnya. Saya juga sedang belajar menulis fiksi dan cerpen. Lewat tulisan, pemikiran kita akan dikenang dan dapat bermanfaat bagi orang lain.

  Saya mengikuti ajang Srikandi Blogger 2014 ini agar eksistensi saya sebagai seorang blogger diakui dan dikenal oleh banyak orang. Dengan demikian akan memicu saya untuk berprestasi lebih baik lagi dan berbagi manfaat untuk banyak orang lewat tulisan.

8 comments :

  1. Masak CV keren gini mo dibuang, jgn lah.. Semangat mak.. Sukses trs di SB 2014 :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe sebenernya bukan dibuang, tapi sayang aja kalo tulisan ini hilang krna ga ke-save alias kebuang :p
      aamiin...makasih, Mak Muna sayang ^_^

      Delete
  2. mak...farmasi mn suaminya? berasa mantan orang farmasi jugaaa

    ReplyDelete
  3. semoga toko obatnya maju terus ya... dan ina craft nya semakin berkembang :)

    ReplyDelete

Mohon meninggalkan berkomentar yang sopan.
Komentar dengan link hidup akan saya hapus.

Terima kasih ^_^

Back to Top